Budaya Batak Toba mungkin sudah banyak dikenal orang adalah sigale-gale.
Budaya sigale-gale ini sebenarnya adalah boneka berbentuk manusia dengan ukuran tubuh persis manusia dan memiliki penampilan pakaian rapi menggunakan busana khas Batak ditambah kain ulos. Sehingga sekilas memang tampak seperti manusia hidup.
Di daerah Samosir, bahkan budaya sigale-gale khas Batak jadi salah satu atraksi wisata yang banyak disukai oleh para turis atau wisatawan di sana.
Sigale-gale ini terkenal dengan pertunjukkannya saat menari tor-tor. Sebuah tarian yang juga khas dari Suku Batak.
Namun di balik itu ternyata ada kisah yang melatarbelakangi budaya sigale-gale ini.
Mungkin meskipun belum pernah melihat secara langsung, tetapi Anda pernah melihatnya di berbagai media.
Tentu saja karena memang boneka sigale-gale tradisi Batak adalah salah satu budaya yang begitu ditonjolkan dari Samosir sebagai budaya kental dan terus dilestarikan hingga hari ini.
Nilai Mistis Patung Sigale-Gale
Ada cerita beredar di pasaran bahwa patung sigale-gale tersebut memang memiliki nilai mistis.
Sigale-gale bisa menari tanpa adanya musik dan bahkan bisa menangis.
Mitos lain yang dipercaya adalah siapa pun orang yang membuat patung sigale-gale secara utuh maka kemudian akan meninggal setelah boneka tersebut selesai dibuat.
Agar tidak sampai ada korban jatuh atau ditumbalkan, ketika membuat boneka sigale-gale memang harus dilakukan secara terpisah.
Jadi antara orang yang membuat bagian kepala, tangan, kaki, dan badannya dikerjakan secara terpisah atau berbeda orang.
Dengan begitu nantinya tidak akan ada orang yang harus ditumbalkan meninggal setelah bonekanya jadi.
Boneka sigale-gale ini hanya bisa disimpan di dalam peti mati dan bisa menari di atasnya.
Di dalam sebuah upacara kematian khas warga Samosir, mereka percaya bahwa tarian dari sigale-gale ini akan mengantarkan arwah keluarga yang meninggal menuju ke alam baka.
Jadi memang ketika dilihat biasa saja dan bahkan bisa menjadi atraksi yang menarik dan menyenangkan untuk dinikmati.
Namun jika diperhatikan lebih dalam lagi memang kesan mistis muncul pada sigale-gale tersebut begitu dalam dan pekat sehingga tidak sampai masuk di akal pikiran jika boneka ini bisa menari sendiri bahkan sampai menangis.
Kisah Kelam Sejarah Sigale-Gale
Setiap budaya apa pun itu pasti punya cerita sejarah masa lalunya masing-masing, begitu juga dengan sigale-gale tersebut.
Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Manggale yang pergi berperang. Setelah perang selesai dan para hulubalang kembali pulang, tetapi si Manggale tidak pulang bersama dengan rombongan tersebut.
Manggale sudah gugur lebih dulu di medan peperangan dan jenazahnya tidak ditemukan. Sang raja yang mendengar kabar tentang anaknya itu merasa sangat sedih hingga kemudian jatuh sakit.
Oleh karena itu, para menteri dan datu berusaha dengan keras menghibur sang raja agar tidak lagi bersedih sepeninggal anaknya, Manggale.
Suatu hari ada seorang dukun perempuan atau sibaso yang menerawang dan mengatakan bahwa jika sang raja rindu pada anaknya maka buatkanlah patung mirip dengan anaknya.
Kemudian para menteri membuat patung Manggale dari kayu. Setelah melihatnya sang raja perlahan membaik kondisinya.
Sang raja kemudian mengundang pargossi untuk memainkan alat musik dan ditambah sordam agar dapat meminta arwah anaknya masuk ke dalam boneka tersebut.
Kisah pilu inilah yang kemudian menjadi sejarah adanya boneka sigale-gale yang masih dilestarikan hingga saat ini dan dijadikan sebagai atraksi hingga tradisi pada upacara kematian.