Tobaria – Hari Ulos Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 17 Oktober. Penetapan hari ini sebagai Hari Ulos Nasional bertujuan untuk mengangkat dan melestarikan budaya Batak, khususnya kain ulos, yang memiliki makna dan nilai penting dalam tradisi masyarakat Batak.
Pada tahun 2024, peringatan ini diharapkan dapat semakin memperkuat identitas budaya serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya.
Sejarah Kain Ulos
Kain ulos adalah kain tradisional yang berasal dari suku Batak di Sumatera Utara. Ulos biasanya terbuat dari serat alami dan memiliki beragam motif serta warna, masing-masing dengan makna yang mendalam.
Dalam budaya Batak, ulos tidak hanya berfungsi sebagai busana, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai upacara, seperti pernikahan, kelahiran, dan upacara kematian.
Ulos juga simbol persatuan, cinta, dan kasih sayang. Dalam tradisi Batak, pemberian ulos kepada orang lain merupakan ungkapan penghormatan dan kebersamaan.
Proses pembuatan ulos melibatkan teknik tenun tradisional yang memanfaatkan alat tenun sederhana, yang hingga kini masih digunakan oleh para pengrajin.

Jenis-Jenis Ulos
Ada beberapa jenis ulos yang dikenal dalam budaya Batak, di antaranya:
- Ulos Ragihotang: Jenis ulos ini biasanya digunakan dalam upacara pernikahan dan melambangkan kasih sayang.
- Ulos Sibolang: Digunakan dalam upacara pemakaman, ulos ini dianggap sebagai pelindung bagi jiwa yang telah meninggal.
- Ulos Duri-duri: Jenis ulos ini sering digunakan dalam upacara adat dan melambangkan kekuatan.
- Ulos Suri-suri: Ulos ini memiliki pola yang rumit dan sering dipakai dalam acara-acara penting.
Peringatan Hari Ulos Nasional bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga menjadi momentum untuk mendorong generasi muda agar lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang kain ulos dan maknanya, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Hari Ulos Nasional 2024 diharapkan menjadi titik awal bagi semakin banyaknya upaya pelestarian budaya di seluruh Indonesia. Dengan menjaga dan merayakan tradisi, kita juga menjaga identitas bangsa dan warisan nenek moyang.(*)