Tobaria – Danau Toba, yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia, adalah salah satu destinasi wisata alam paling menakjubkan yang memikat wisatawan lokal maupun mancanegara.
Danau ini bukan hanya sekadar danau biasa, tetapi juga merupakan danau vulkanik terbesar di dunia, dengan luas sekitar 1.130 km² dan kedalaman yang mencapai 505 meter.
Dikelilingi oleh pemandangan pegunungan yang indah dan udara yang sejuk, Danau Toba menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan.
Salah satu tempat yang menjadi titik utama untuk menjelajahi keindahan Danau Toba adalah Parapat, sebuah kota kecil yang terletak di tepi danau. Di Parapat, terdapat salah satu pilihan akomodasi yang sangat populer, yaitu Danau Toba International Cottage Parapat.
Danau Toba International Cottage (DTIC) Parapat tidak hanya menawarkan kenyamanan menginap, tetapi juga memberikan fasilitas bermain kano kepada tamu yang bermalam dengan gratis. Setiap kamar mendapat kesempatan menggunakan kano selama 30 menit untuk dua orang.
Kano adalah wahana dayung mirip solu yang merupakan tradisi di kawasan Danau Toba. Dengan mengajak tamu untuk mencoba mendayung diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda dapat merasakan dan mendapatkan pengalaman sensasi bersolu di Danau Toba.
Untuk menjaga keselamatan sebagai hal yang utama, setiap orang yang mendayung wajib menggunakan pelampung, dan bagi pemula yang belum pernah mendayung kano, ada instruktur yang mendampingi.
General Manager Danau Toba International Cottage, Timbul Sinaga mengharapkan dengan menawarkan paket menginap dengan gratis mendayung kepada tamu akan meningkatkan hunian di DTIC Parapat di musim liburan dan ikut melestarikan budaya mendayung di Danau Toba.
Untuk Booking kamar di Danau Toba International Cottage Parapat, Anda bisa mengunjungi website www.cottageparapat.com atau di nomor 08822 6098 7484.
Mendayung di Perairan Danau Toba
Olahraga air dayung semakin populer di berbagai destinasi wisata dunia, termasuk di Indonesia. Di antara sekian banyak tempat yang menawarkan kegiatan dayung, Danau Toba menjadi salah satu tempat yang menarik minat para wisatawan, baik domestik maupun asing. Keindahan alam dan keunikan danau vulkanik terbesar di dunia ini membuatnya menjadi lokasi yang sangat menarik untuk menikmati olahraga dayung, baik itu kayak, stand-up paddle (SUP), maupun kano.
Dengan meningkatnya aksesibilitas dan fasilitas, diharapkan minat wisatawan asing untuk berkayak di Danau Toba akan terus berkembang, menjadikan destinasi ini sebagai salah satu tujuan utama bagi para pecinta olahraga air di dunia.
Peran Solu dan Solu Bolon dalam Ekonomi Masyarakat Toba
“Solu” adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perahu kecil atau perahu tradisional yang digunakan oleh masyarakat Batak. Perahu ini biasanya terbuat dari kayu dan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti berlayar di danau, menangkap ikan, atau bahkan untuk perjalanan sehari-hari di sekitar kawasan Danau Toba.
Solu memiliki bentuk yang sederhana, namun sangat fungsional dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Batak, terutama yang tinggal di daerah perairan seperti Parapat dan sekitarnya.
Sementara itu, Solu Bolon adalah jenis perahu besar yang digunakan oleh masyarakat Batak dalam konteks yang lebih besar dan lebih formal. “Bolon” berarti besar atau besar, jadi Solu Bolon dapat diartikan sebagai perahu besar.
Perahu ini sering digunakan dalam kegiatan adat atau upacara tradisional yang lebih besar, seperti acara perkawinan, upacara pengangkatan raja atau pemimpin adat, serta acara lainnya yang melibatkan komunitas besar.
Selain sebagai sarana transportasi dan kegiatan adat, solu dan solu bolon juga memainkan peran penting dalam ekonomi masyarakat Toba pada zaman dahulu.
Aktivitas menangkap ikan di Danau Toba, yang merupakan salah satu mata pencaharian utama, sangat bergantung pada kemampuan masyarakat untuk mendayung perahu dengan mahir.
Dalam mencari ikan, mereka menggunakan solu kecil yang lebih lincah dan mudah dikendalikan di perairan yang sempit. Solu bolon, dengan kapasitas yang lebih besar, digunakan untuk kegiatan yang lebih besar, seperti pengangkutan hasil bumi atau barang-barang untuk perdagangan antar pulau dan desa.
Dengan adanya solusi transportasi melalui perahu ini, masyarakat Toba dapat melakukan perdagangan antar desa atau bahkan antar pulau, yang memberikan mereka akses ke barang-barang yang tidak tersedia di daerah mereka, serta memperluas jaringan sosial dan ekonomi mereka.(*)