Tobaria – Uis, adalah salah satu kain khas suku Batak Karo. Uis, adalah suatu jenis kain berbentuk selendang, yang menjadi suatu benda yang dianggap sakral dan penting bagi masyarakat suku Karo.
Uis selain digunakan sebagai pakaian sehari-hari, juga dipakai pada upacara-upacara adat, seperti pada pesta adat perkawinan, upacara kematian dan pesta kesenian.
Uis Karo memiliki warna dan motif yang beranekaragam. Setiap jenis, warna dan motif yang terdapat pada uis, masing-masing memiliki cerita tersendiri.
Jenis-jenis Uis Karo yaitu, Uis Julu Diberu, Uis Beka Buluh, Uis Gatip, Uis Jongkit Dilaki, Uis Nipes Padang Rusak, Uis Nipes Benang Iring, Uis Arinteneng, Uis Perembah, Uis Ragi Barat atau Ragi Mbacang, Uis Jujungjujungen, Uis Nipes Mangiring, Uis Teba, Uis Pementing, Uis Kelam-kelam. Masing-masing uis memiliki corak dan cara pemakaian yang berbeda-beda.
Cara pembuatan uis tidak jauh berbeda dengan pembuatan jenis kain tenunan lainnya. Jika dahulu pengrajin harus melakukan proses awal, dimulai dari memintal kapas menjadi benang, mewarnai benang secara alami hingga siap untuk ditenun.
Kini proses pembuatan uis tidak seribet dulu, pengrajin sudah bisa menggunakan benang pabrikan yang sudah siap pakai. Proses pengerjaan satu lembar uis bisa mencapai 2 minggu hingga tiga minggu.
Ditangan orang-orang kreatif tenunan uis ini telah menjadi dompet, dasi, baju stelan, gaun pesta dan lain sebagainya. Dan menurut pantauan Tobaria, berbagai aksesoris dan kelengkapan fashion dengan motif Uis Karo sangat diminati.(*)