Lain lubuk lain ikannya, demikian juga tentang wastra dari daerah tertentu. Suku Batak terdiri dari beberapa puak, keragaman dari puak ini tidak hanya mencakup bahasa, kuliner, tarian, tradisi adat istiadat, kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari demikian juga tentang wastranya.
Jika berbicara tentang wastra atau kain tradisional khas dari Provinsi Sumatera Utara, yang terlintas di pikiran kita adalah kain ulos.
Namun selain ulos, ada tenunan lain yang juga sangat dikenal yaitu tenunan uis dari Kabupaten Karo.
Proses pembuatan uis Karo hampir sama dengan ulos, yang membedakan hanyalah corak dan cerita dibalik tenunan tersebut. Hingga saat ini, Uis Karo dianggap sakral dan memiliki arti penting bagi masyarakat Karo.
Uis Karo memiliki warna dan motif yang beranekaragam. Setiap jenis, warna dan motif yang terdapat pada uis, masing-masing memiliki cerita tersendiri.

Contohnya Uis Beka Buluh didominasi oleh warna merah yang mengartikan kegembiraan, ketegasan, elegan dan wibawa.
Uis beka buluh sebagai penutup kepala saat pesta adat, pesta perkawinan dan berbagai upacara adat lainnya dianggap sebagai simbol kebijaksanaan dan kebesaran bagi seorang putra Karo.

Jenis-jenis Uis Karo yaitu, Uis Julu Diberu, Uis Beka Buluh, Uis Gatip, Uis Jongkit Dilaki, Uis Nipes Padang Rusak, Uis Nipes Benang Iring, Uis Arinteneng, Uis Perembah, Uis Ragi Barat atau Ragi Mbacang, Uis Jujungjujungen, Uis Nipes Mangiring, Uis Teba, Uis Pementing, Uis Kelam-kelam. Masing-masing uis memiliki corak dan cara pemakaian yang berbeda-beda.
Cara pembuatan uis tidak jauh berbeda dengan pembuatan jenis kain tenunan lainnya. Jika dahulu pengrajin harus melakukan proses awal, dimulai dari memintal kapas menjadi benang, mewarnai benang secara alami hingga siap untuk ditenun.
Kini proses pembuatan uis tidak seribet dulu, pengrajin sudah bisa menggunakan benang pabrikan yang sudah siap pakai. Proses pengerjaan satu lembar uis bisa mencapai 2 minggu hingga tiga minggu.
Mulanya penggunaan uis hanyalah untuk kebutuhan upacara adat-istiadat dan berbagai acara kebesaran lainnya.
Namun perkembangan zaman telah melirik uis sebagai kain tenun yang bisa dipadupadankan dengan berbagai aksesoris dan fashion khususnya bagi kaum perempuan.
Ditangan orang-orang kreatif tenunan uis ini telah menjadi dompet, dasi, baju stelan, gaun pesta dan lain sebagainya. Dan menurut pantauan Tobaria, berbagai aksesoris dan kelengkapan fashion dengan motif Uis Karo sangat diminati.
Mengenai harganya Uis Karo, sesuai jenisnya berkisar harga Rp500.000,- hingga Rp1.500.000,-. Jika para sobat berminat ingin memiliki Uis Karo, boleh mengunjungi pasar-pasar tradisional di sekitaran Kabupaten Karo.
Di sana para sobat akan bebas memilih jenis uis yang diinginkan, yok berkunjung ke Tanah Karo. *jmh