Tobaria – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir meresmikan Totem Kamoro di Pelataran Totem Dunia, Kawasan Waterfront City Panguruan, Samosir, Sumatera Utara. Kehadiran Totem dari Papua ini diresmikan langsung oleh Bupati Samosir Vandiko T. Guldom.

Peresmian Taman Totem Dunia ini memadukan adat dari suku Kamoro Kabupaten mimika-Papua dengan adat Batak.

Kehadiran masyarakat Suku Kamoro dengan tarian khas sukunya disambut dengan tarian Batak diiringi gondang (alat musik tradisional Batak).

Sebelumnya, Totem Kamoro dibawa oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Yayasan Maramowe, menggunakan kapal besar selama tujuh hari yang berangkat dari Pelabuhan Amamapare, Timika menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan dilanjutkan dengan pengiriman lewat darat selama 4 hari hingga tiba di Danau Toba. Claus berharap, Totem Kamoro yang kini telah menghiasi Danau Toba dapat membuka akses pengunjung untuk menyaksikan keindahan seni dan budaya Papua. 

Sementara itu, Bupati Samosir Vandiko menyatakan terima kasih atas dukungan, koloborasi dan sinergi PT Freeport Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Samosir dalam upaya pelestarian budaya dengan menghadirkan Totem Kamoro.

Ia mengatakan, Totem Kamoro dinilai telah menjadi lambang persahabatan antara Suku Batak dan Suku Kamoro Papua.

“Kami harap kehadiran Totem ini dapat memberikan keunikan tersendiri. Hal ini sebagai bukti bahwa Indonesia dengan beragam budayanya dapat berdiri bersama,” ujar Vandiko.

“Pesan pada pelataran dan kehadiran Totem Kamoro semakin memperkuat Indonesia sebagai negara yang berbudaya dan menjadikan Kabupaten Samosir sebagai daerah titik awal peradaban bangsa Batak,” kata Vandiko.

Vice President Government Relation PT. Freeport, Joni Lingga, mengatakan Totem ini dikerjakan Suku Kamoro dan dipersembahkan untuk Suku Batak di Kabupaten Samosir dengan senang hati, merupakan bukti persaudaraan antara suku Batak dan Kamoro.

Joni menyebutkan, Bangsa Batak dan bangsa Papua banyak kemiripan, dan Batak itu lebih cepat diterima masyarakat Papua. “Saat ini diresmikan secara adat, saya sangat senang sekali dan terharu dengan cara penerimaan adat masyarakat Batak terhadap masyarakat suku Papua,” kata Joni.

Untuk diketahui, Totem Kamoro diukir oleh para pengukir Kamoro dari Kampung Mioko di bawah naungan Yayasan Maramowe.

Suku Kamoro sendiri berada di pesisir Selatan Papua dan sejak zaman dahulu sudah terkenal dengan para senimannya yang ahli dalam mengukir.

Seorang budayawan kelahiran Hungaria berkebangsaan Amerika Serikat Kal Muller pernah menggelar pameran khusus bertajuk Kamoro Kakuru, yakni Festival Kamoro di Kabupaten Mimika.

Sementara itu, Pendiri Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe Luluk Intarti menjelaskan, kedua Totem Kamoro menjadi Totem tertinggi dan terbesar yang dibuat untuk daerah di luar Mimika. (*)