Tempat ini merupakan hutan buatan yang awalnya memiliki konsep menanam aneka jenis tanaman hingga 100 jenis.

Dan kini di atas lahan sekitar 40 hektar ini, telah ditumbuhi lebih dari 100 jenis tanaman, baik pohon, bunga dan buah-buahan. Hutan buatan ini dikelola oleh Marandus Sirait sejak tahun 1990, Taman Eden 100 berada di ketinggian sekitar 1200 hingga 1750 Mdpl, bertempat di Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumbanjulu-Kabupaten Toba.

Di tempat ini kita tidak hanya menemukan aneka jenis tanaman saja, namun banyak hal-hal pendukung menjadi fasilitas yang bisa dinikmati sobat Tobaria.

Ada coffee shop, souvenir shop, homestay, air terjun alami , rumah pohon, gua kalelawar, dan berbagai pendukung lainnya termasuk jasa pemandu wisata.

Coffee Shop di Taman Eden 100, menikmati segelas Coffee Toba sembari menikmati segala keindahan di Taman Eden 100/ist

Taman Eden 100 juga terbuka untuk berbagai event ataupun kegiatan dari luar Taman Eden 100. Contohnya kegiatan camping ground, foto prewedding dan  lokasi ini sering dijadikan sebagai lokasi syuting dan lain sebagainya.

Sesaat kita memasuki gapura menuju Taman Eden 100, keindahan akan langsung terpampang di hadapan kita.

Deretan pepohonan dan bunga-bungaan tertata rapi ditepian jalanan setapak menuju pos penerimaan tamu. Pasca Pandemi Covid 19, Taman Eden 100 kembali dibuka untuk umum.

Kepada Tobaria Marandus mengatakan, “Saat ini Taman Eden 100 sudah terbuka untuk umum, baik Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara. Kami tetap menerapkan hal-hal sesuai protokol kesehatan. Salah satunya dengan menyediakan tempat mencucian tangan dan menghimbau pengunjung agar menggunakan masker dan menjaga jarak. Dan saya berharap hal demikian tetap disuarakan pemerintah, dan menjadi kewajiban bagi  pengelola wisata di berbagai tempat lainnya untuk melakukan hal protokol kesehatan. Kita harus bangkit di era Pandemi Covid 19 ini dan wajib menerapkan adaptasi kebiasaan baru, supaya kita sehat-sehat semuanya.” Ditemui di Taman Eden 100-Desa Sionggang Utara, Jumat 27/11-2020.

Untuk pengunjung dewasa cukup membayar retribusi senilai Rp.15.000,- dan untuk pengunjung anak-anak cukup membayar retribusi senilai Rp.7.500,-, sedangkan untuk rombongan sudah memiliki tarif tertentu.

Untuk harga penginapan di homestay, sekitar Rp.300.000,- hingga Rp.350000,- sedangkan biaya registrasi untuk peserta camping ground senilai Rp.30.000,-. Dan Taman Eden 100 juga menjual aneka bibit tanaman berkisar harga Rp.5.000,- hingga RP.25.000,-/polybag.

Salah satu homestay di Taman Eden 100/ist

Di sepanjang jalan setapak menuju hutan, kita akan menyaksikan berbagai pepohonan endemik Khas Toba dengan berbagai label bertuliskan nama pohon dan nama si penanam baik pribadi maupun instansi.

Nama-nama yang tertera menunjukan identitas, “siapa saja” yang telah berkontribusi untuk melestarikan hutan buatan Taman Eden 100.

Namun saat ini, program kontribusi berupa tanaman atau pepohonan lainnya kecuali andaliman sudah dihentikan. Untuk setiap kontribusi penanaman pohon andaliman, pengunjung dikenakan retribusi berupa senilai Rp.150.000,- hingga Rp.200.000,-. Biaya tersebut merupakan biaya pembelian bibit sekaligus perawatan tanaman kedepannya oleh pihak pengelola Taman Eden 100.

Nah, kunjungan ke Taman Eden 100 tidak hanya sekedar untuk menyaksikan alam dengan berbagai kekayaan flora dan faunanya saja.

Namun di tempat ini ada juga air terjun alami, dengan sungai kecil yang airnya digunakan masyarakat sebagai sumber pengairan bagi persawahan mereka.

Air Terjun 2 Tingkat, salah satu air terjun alami yang berada di dalam lokasi Taman Eden 100/ist

Semakin jauh masuk ke hutan, maka semakin banyak hal-hal unik yang akan kita temui termasuk rumah pohon yang di sebut “Rumah Tarzan” dan Gua Kalelawar, namun untuk menuju lokasi-lokasi yang sudah agak dalam hendaknya pengunjung berkordinasi dahulu dengan pengelola Taman Eden 100. Karena menuju tempat-tempat ini diwajibkan didampingi pemandu demi keamanan pengunjung dan pengelola Taman Eden 100.

Rumah Tarzan, salah satu spot yang paling disukai pengunjung anak-anak di Taman Eden 100/ist

Taman Eden 100 juga menyediakan berbagai oleh-oleh kuliner berupa snack hingga bumbu untuk berbagai olahan lauk pauk yang kesemuanya menggunakan rempah endemik Khas Toba yaitu andaliman.

Kedepan pihak Taman Eden 100 juga akan kembali membuka gerai untuk penitipan berbagai produk UMKM di Kabupaten Toba. Menurutnya di masa ini, semua pihak harus bersinergi untuk kembali bangkit dari keterpurukan perekonomian. *jmh