Tobaria –  Samosir Music International (SMI) merupakan sebuah festival yang mengangkat lagu-lagu batak dan lagu tersebut tidak hanya dibawakan oleh penyanyi batak saja, melainkan penyanyi dari berbagai negara.

Setelah SMI Fest berhenti selama 3 tahun karena Covid, maka tanggal 25 – 26 Agustus 2023 nanti, akan kembali digelar.

Dalam rencana tahun ini, SMI Fest akan menghadirkan band/artis dari 3 negara luar, yaitu Austria, Italia, dan Malaysia.

nisiator SMI FestHenry Manik mengatakan, nama SMI Fest telah dikenal masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di beberapa negara,  yang artisnya sudah pernah terlibat.

Tahun ini, lewat penilaian para kurator yang ditugaskan oleh Kemenparekraf, SMI Fest berhasil masuk di program event nasional yang dinamai KEN (Kharisma Event Nasional). 

“Dan saat Menteri Sandiago Uno merelase event event nasional Februari kemarin, katanya, SMI Fest masuk di kategori kedua terbaik event secara nasional,” ujar Henry Manik beberapa waktu lalu. 

Putra Samosir yang merantau dan tinggal di Belanda ini juga memiliki tanggung jawab sebagai Project Manager dalam kegiatan tersebut.

Ia jelaskan, pada tahun 2014 merupakan tahun pertama di gelarnya SMI Fest dan saat itu sukses menghadirkan sebanyak 80 musisi Orchesta dari Austria pimpinan Herman Delago.

“Dan menggelar sebuah konser Orchestra outdoor  yang  membawakan lagu lagu Batak di Tuk Tuk Siadong Pulau Samosir,”Ujar Henry.

Dan projek ini berhasil di eksekusi dengan baik oleh Henry Manik, sebagai promotor / penanggungjawab projek.

Sejak tahun pertama kegiatan ini, Henry Manik langsung menjalin komunikasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang pada masa itu masih Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, dengan harapan dapat mendukung event ini.

“Dan akhirnya saling sepakat dan bekerjasama, dan menjadikan event ini menjadi bagian dari paket event tahunan Pemkab Samosir, yang dinamai dari dulu Horas Samosir Fiesta (HSF). Di kegiatan perdana ini langsung berhasil menghadirkan ribuan pengunjung dari berbagai daerah dan juga mancanegara,” tuturnya.

Setelah melihat keberhasilan ini dan dampak yang ditimbulkan, lanjutnya, maka tahun 2015 Ia mengaku merenung dan berpikir  apa yang harus dilakukannya lagi kedepan.

“Apakah ide kegiatan ini bisa dijadikan sebagai event tahunan dan bagaimana cara menangani pendanaanya,”kata Henry.

Karena dengan bentuk kegiatan seperti ini, sambungnya, melibatkan artis-artis dari luar negeri disamping adanya juga dari  nasional dan daerah.

“Tentu butuh pendanaan yang sangat besar,” sambungnya.

Hasil dari pemikiran dan ambisinya untuk berbuat sesuatu ke kampung halamannya, maka ia melanjutkan kegiatan ini kembali di tahun 2016.

“Saya menginginkan event internasional ini, menjadi sebuah tontonan event  gratis, supaya bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dan itulah yang terjadi hingga tahun 2019, SMI Fest adalah gratis,”katanya.

Namun, menurutnya selama dalam kurun waktu yang 5 tahun ini, pendanaan yang diharapkan dari berbagai pihak belum pernah mencukupi kebutuhan program yang ada dalam konsepnya setiap tahun.

Oleh karena itu, dia kembali akan memikirkan lagi, bagaimana keberlangsungan SMI Fest ini ke depan.

“Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung SMI fest terus meningkat, hingga yang terahir 2019 diperkirakan lebih dari 15 ribu pengunjung,” terangnya.

Ia juga katakan, dampak dari Festival ini, semua hotel di pusat wisata Tuk Tuk Siadong full, bahkan sebagian rumah penduduk juga laku terjual, hingga beberapa hotel yang berada di luar Tuk Tuk Siadong hingga ke daerah Panguruan bisa merasakan dampak event ini. 

Bahkan saat di malam terakhir event ini, kata Henry, masih banyak orang yang ingin berdatangan dari penyebarangan Parapat ke Pulau Samosir, namun saat itu mereka semua terpaksa pulang kecewa, karena layanan transportasi penyebrangan Danau Toba saat itu sudah tidak ada lagi. 

“Tahun 2020, SMI fest telah dipersiapkan dengan baik seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, namun oleh karena Pandemi melanda dunia, dan semua aktivitas yang bersifat mengumpulkan orang selama 3 tahun tidak diperbolehkan,”Jelas Henry.

“Bahwa secara nasional SMI Fest sudah diakui kualitas, management, dan dampak yang diakibatkan, serta kreativitas event ini. Namun secara dukungan langsung terhadap event ini, masih tetap diharapkan,”harapnya.

Ia percaya, lewat event ini, dapat dinilai sebuah pencapaian akan apa yang  telah di programkan dan dislogankan oleh pemerintah pusat, semenjak Danau Toba dimasukkan kedalam Daerah Prioritas Pembangunan Nasional dan juga menjadi salah satu Destinasi wisata super prioritas.

“Yang mana dalam program itu adalah menciptakan event-event berskala nasional, dan internasional, membangkitkan UMKM dan ekonomi daerah,”sambungnya.

Jika seandainya dibandingkan dengan event internasional sport yang belum lama ini digelar di Balige, lanjut Henry, yakni F1 Boat yang dengan kemungkinan  telah menggunakan dana yang sangat besar, dirinya berkeyakinan masyarakat dapat memberi penilaian sendiri, bagaimana dampak efek dari kedua event ini.

“Saat ini Team SMI dan Disbudpar Kabupaten Samosir sedang mempersiapkan berbagai hal, juga sedang berusaha keras untuk melobby sana sini untuk mendapatkan dukungan. Semoga SMI Fest tahun ini bisa berjalan dengan lancar, dan diyakini, bahwa sudah sangat banyak orang yang merindukan kehadiran SMI Fest ini,”pungkasnya. (*)