Mendengar kata air rasa jeruk purut, sekilas kita sulit mempercayai. Apa iya, ada air alami yang rasanya seperti itu ? Tetapi kenyataannya memang ada, beberapa tahun terakhir nama tempat ini dikenal dengan sebutan Aek Batu Cawan.

Lokasinya berada diketinggian hampir 1200 Mdpl dan tempatnya agak tersembunyi di antara pebukitan.

Menurut salah seorang Raja Bius di Kenegerian Limbong, Op.Putri Limbong, “Dahulu nama aek ini adalah aek migar atau lebih sering disebut aek igar karena rasanya yang asam.

Air ini adalah air bertuah dan diyakini banyak pengunjung sebagai tawar atau obat berbagai penyakit. Tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung.” Ditemui disela-sela pekerjaannya sebagai pekebun, Selasa 10-11-2020 di Desa Limbong, Kecamatan Sianjurmulamula-Kabupaten Samosir.

Benar saja, pengunjung yang datang ke tempat ini tidak ada yang sendiri-sendiri. Namun masing-masing membawa keluarga, sebelum mengambil air mereka terlebih dahulu melakukan ritual dan doa lalu pulang dengan membawa berjerigen-jerigen air dari sawan batu tersebut.

Tidak hanya terdapat cawan batu, namun ada juga altar untuk meletakkan berbagai persembahan-persembahan kepada Leluhur Suku Batak.

Tidak ada satupun pengunjung yang mandi di dalam cawan batu tersebut, karena memang tidak diperbolehkan. Adapun larangan itu ditujukan agar airnya tetap bersih dan setiap pengunjung wajib dihimbau untuk tidak berbuat sesukanya di lokasi tersebut.

Namun sekedar membasuh wajah atau meminum langsung airnya, diperbolehkan dengan menggunakan gayung yang sudah disiapkan di lokasi.

Menurut Op.Putri Limbong, mulanya nama air tersebut adalah Aek Migar, yang dipercaya masyarakat setempat sebagai gabungan antara Aek Malum dan Aek Rangat. Dalam Bahasa Indonesia migar artinya asam, jadi aek migar adalah air yang rasanya asam.

Kemudian nama Aek Migar perlahan berganti dengan sebutan Aek Batu Sawan, dikarenakan tempat penampungan air yang berbentuk cekungan dari batu alam yang menyerupai cawan berukuran besar atau mangkok.

Air terjun bercurah kecil ini tidak pernah kering dan mengucur terus-menerus dari atas bukit. Keberadaannya tepat di bawah kaki Gunung Pusuk Buhit.

Dan diyakini keberadaan lokasi ini berkaitan erat tentang keberadaan Oppung Siraja Batak dan peradaban asal mula Suku Batak.

Air keramat rasa jeruk purut ini diyakini berasal dari aliran sungai di dalam Gunung Pusuk Buhit. Keberadaan aek batu cawan ini sangat disakralkan oleh Suku Batak.

Sementara bagi pengunjung yang ingin berenang atau mandi, tersedia kolam umum dan juga kamar khusus untuk mandi, yang posisinya berada di bawah sawan batu.

Kolam khusus pemandian di lokasi Situs Budaya Aek Batu Cawan/jmh

Menurut Op. Putri Limbong, di tempat ini sering dilakukan ruwatan untuk buang sial bahkan ada saja pengunjung yang sengaja datang ingin merasakan sensasi rasa dan ingin mandi air rasa jeruk purut ini.

Situs Aek Batu Cawan ini berada di Desa Limbong Kecamatan Sianjurmulamula-Kabupaten Samosir. Tempat ini dikelola oleh masyarakat setempat dan  tarif masuk untuk setiap pengunjung dewasa senilai Rp 7.000,-.

Perjalanan dari parkiran menuju Aek Batu Cawan berjarak sekitar 500 meter, menanjak dan melalui jalan setapak yang terbuat dari rabat beton.

Para peziarah yang datang mengunjungi Situs Budaya Aek Batu Cawan/jmh

Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan indah, tebing-tebing batu, pebukitan hijau dan hamparan perkampungan yaitu Desa Limbong. Tempat ini juga difasilitasi gazebo, toilet umum dan ruang ganti baju, juga kedai untuk tempat makan dan minum.

Nah, kamu penasarankan mau tahu bagimana rasanya minum air rasa jeruk purut. Catat di agenda liburan kamu yah, kalau berkunjung ke Kabupaten Samosir jangan lupa singgah ke Desa Limbong. *jmh