Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten dari 8 Kabupaten Kota yang mengelilingi Danau Toba. Memiliki puluhan destinasi wisata yang menawarkan keindahan, khususnya air terjun. Namun kali ini kita tidak membahas tentang air terjun, namun sejenis artefak atau  bebatuan yang diukir oleh para leluhur di zaman dahulu.

Mejan merupakan peninggalan purbakala yang ditemukan di Pakpak Bharat, berupa patung-patung yang diukir dari batu. Patung-patung ini berbentuk orang yang mengendarai binatang seperti, gajah, kuda, atau harimau.

Mejan adalah suatu simbol kebanggaan dan kemasyuran masyarakat Pakpak, karena diyakini patung-patung tersebut mengandung unsur mistik tersendiri. Selain mengandung nilai budaya yang tinggi, mejan ini juga merupakan lambang kebesaran marga Pakpak atau masyarakat Pakpak.

Secara khusus masyarakat Pakpak memaknai mejan sebagai simbol kepahlawanan. Pemahat yang membuat mejan ini adalah para pertaki dan mereka inilah pemilik mejan sekaligus pande tukang.

Pembuatan mejan ini dahulu memakan waktu yang cukup lama, disertai dengan mantra-mantra untuk mengisinya dengan roh, yang biasa disebut masyarakat Pakpak dengan nangguru yang mengisi batu mejan. Itulah sebabnya mejan diyakini memiliki kekuatan gaib dan para pertaki inilah yang memiliki kualifikasi membuatnya.

Warga yang memiliki mejan dahulu kala merupakan orang berada, karena dalam pembuatannya membutuhkan biaya yang lumayan besar dan memakan waktu lama.

Selain itu, untuk membuat mejan ini tidak sembarangan, karena dalam pembuatannya harus mengikuti banyak ritual sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mejan tersebut nantinya memiliki kekuatan mistik.

Setelah rampung patung ini ditempatkan di gerbang kampung sebagai penangkal bala, sekaligus penanda kekuasaan marga selaku pemangku kuta, yaitu pendiri kampung.

Pada zaman dulu, mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap musuh yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung. Konon, mejan dapat bersuara, zaman dulu bila musuh datang memasuki kampung atau bila suatu kampung akan mengalami suatu kejadian.

Suara ini diyakini barasal dari nangguru yang berdiam di dalam batu mejan tersebut. Nangguru yang tinggal di batu mejan dipercaya adalah roh nenek moyang yang dipanggil melalui suatu ritual. Disitulah letak sifat mistik daripada mejan yang telah disinggung sebelumnya.

Salah satu Mejan yang berada dibawah Pakpak Bharat/ist

Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pakpak Bharat bahwa mejan tersebut ada di daerah sebagai berikut, Mejan Berutu Kuta Ujung dan Mejan Kesogihen di Pardomuan, Mejan Berutu Ulu Merah dan Mejan Berutu Tandak di Ulu Merah, Mejan Berutu Kuta Kersik dan Mejan Marga Sinamo di Silimakuta, Mejan Bancin Penanggalen Jehe di Boang, Mejan Boangmanalu di Boangmanalu, Mejan Manik Arituntun dan Mejan Manik Aornakan Tao di Aornakan, Mejan Manik Lagan dan Mejan Manik Gaman serta Mejan Gajah di Simerpara, Mejan Manik Kecupak di Kecupak I, Mejan Sanggar dan Mejan Pandua di Pagindar, Mejan Marga Sinamo Santar Julu di Perongil, Mejan Padang di Jambu, Mejan Padang Kuta Babo di Kuta Babo, Mejan Solin Lae Meang di Mahala, Mejan Solin Tamba di Majanggut II, Mejan Solin Kuta Delleng dan Mejan Tinendung di Sukarame.

Penasaran dengan keberadaan Mejan, bolehlah sobat Tobaria berkunjung k Pakpak Bharat. Eksplorasi banyak destinasi wisata yang sangat indah dan salah satunya melihat keberadaan patung-patung unik tersebut. *jmh