Tobaria- Danau Toba yang panjangnya 87 kilometer dan lebarnya 27 kilometer sangat luas untuk dieksplor. Tapi untuk menikmati Danau Toba bisa tiga hari dua malam. Berikut pengalaman tamu yang pernah menikmati paket tiga hari dua malam eksplor Danau Toba.

Dua tamu ini adalah staf yang bekerja di organisasi kemanusiaan di Jakarta. Mereka ingin semua kebutuhan mereka diurus. Mulai dijemput dari Bandara Kualanamu ditemani tour di Samosir hingga diantar kembali ke Bandara Kualanamu.

Hari Pertama

Hari pertama mereka tiba di Parapat, Kabupaten Simalungun, Danau Toba, sekitar pukul 5 sore. Mereka istirahat di salah satu homestay di Ajibata. 

Di malam hari mereka jalan-jalan di sekitar homestay untuk mencari makan malam dan cemilan. 

Hari Kedua

Berpose dengan latar pemandangan Danau Toba bagian Ajibata

Keesokan harinya pagi-pagi sekali mereka eksplor Bukit Senyum Motung dan The Kaldera Sibisa Kabupaten Toba.

Dengan menggunakan sepeda motor mereka bebas menentukan kapan saja berhenti untuk mengambil foto. Mereka juga bisa memilih sudut terbaik Danau Toba untuk diabadikan melalui kamera ponsel mereka.

Puas mengeksplor Bukit Senyum dan The Kaldera siangnya bersamaku mereka beranjak menuju Samosir menggunakan Kapal Kayu di Pelabuhan Tigaraja.

Memandang Danau Toba dari kapal kayu cukup memberikan gambaran tentang kehidupan orang Batak di Tanah Batak ini. Ada deretan kapal, nelayan dan masyarakat yang sibuk menjajakan kacang di Kapal Kayu.

Sekitar 30 menit berada di kapal kayu akhirnya kami pun tiba di Pelabuhan Tomok. Dari pelabuhan kami lanjut menuju Homestay Jabu SiRulo. Tapi sebelum tiba, kami singgah sebentar di sebuah rumah makan untuk makan siang.

Sempat juga singgah ke Panatapan Sinapuran Simanindo. Saat itu memang cukup terik dan ada pengunjung selain kami. 

Panatapan Sinapuran Simanindo yang mereka singgahi selama di Samosir (foto: istimewa)

Dari raut wajah mereka aku perhatikan mereka kagum melihat pemandangan Danau Toba dari ketinggian Panatapan Sinapuran. Tak lama kemudian ku ajak turun menuju kampung yang dipenuhi deretan Rumah Batak tidak jauh dari Panatapan Sinapuran.

Warga setempat ramah dan mengizinkan kami untuk melihat-lihat, mengambil foto Rumah Batak. 

Di kesempatan itu, aku jelaskan ke kedua wanita ini mengapa Rumah Batak bentuknya seperti perahu. Mengapa ada patung kepala kerbau atau ukiran cicak di hampir tiap ukiran Rumah Batak.

Usai dari Panatapan Sinapuran lalu kami pun beranjak menuju Homestay SiRulo. Hanya sebentar istirahat. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bukit Burung. 

Sempat juga ku hentikan mereka di Jembatan Tano Ponggol. Tapi keduanya memilih untuk mencari destinasi yang eksotis, alami, bukan buatan. 

Sepanjang kami menelusuri jalan menuju Bukit Burung, mereka sangat terpukau. Aku memilih untuk terus mengamati mereka dari kaca spionku.

Tak meleset sedikitpun! Keduanya memang sangat jatuh hati dengan spot ini. Salah satu dari mereka memang gemar trekking. Hari itu aku harus trekking selama 15 menit menaklukkan Bukit Burung.

Sembari trekking berulang kali mereka mengambil foto dari berbagai sudut dan berbagai pose. Sekalipun akses ke bukit ini ada yang tidak begitu bagus mereka tampak sangat menikmati senja saat itu. Bahkan berencana untuk camping di sana kelak jika kembali lagi ke Samosir.

Dari Bukit Burung kami turun menuju Pemandian Aek Rangat. Sembari menikmati berendam di Aek Rangat aku pun cerita tentang luar biasanya Danau Toba yang memiliki banyak hal bisa dinikmati.

Tidak hanya air tawar Danau Toba, gunungnya menghasilkan air panas yang dapat menyembuhkan beragam penyakit kulit.

Dari Aek Rangat kami juga singgah untuk berburu oleh-oleh di Pusat Oleh-Oleh di Pangururan. Setelahnya kami kembali ke Homestay Jabu SiRulo untuk istirahat.

Hari Ketiga

Kedua tamu mendayung perahu Kano di Danau Toba di Pantai SiRulo (foto: Damayanti)

Keesokan paginya, mereka melanjutkan eksplorasi Danau Toba dengan olahraga mengayuh perahu Kano. Mereka sangat menikmati mengayuh perahu Kano hingga jarak mereka jauh dari pandangan mataku.

Rasanya mereka sudah terbiasa mengayuh perahu Kano. Seusai menikmati mengayuh perahu Kano, mereka pun sarapan dan siap-siap untuk kembali ke Parapat menuju Kualanamu.

Setelah tiba Kualanamu dan bahkan saat tiba di Jakarta, mereka mengatakan mereka sangat puas eksplor Danau Toba tiga hari dua malam.

Sekalipun mereka terlanjur bayar kamar untuk 2 malam di Parapat karena niatnya eksplor Parapat saja, mereka merasa beruntung menghabiskan liburan di Samosir satu malam. 

Mereka puas bisa nikmati petulangan jelajahi eksostisme Danau Toba. Mereka bisa eksplorasi Bukit Senyum Motung, The Kaldera Sibisa, naik kapal kayu menyebrangi Danau Toba, eksplor Rumah Batak di Sinapuran Simanindo, trekking ke Bukit Burung, berendam di Aek Rangat Pangururan, mendayung perahu Kano di Pantai SiRulo dan menikmati menjelajahi Samosir dengan bersepeda motor. Mereka rasa itu sangat seru dan pengalaman tak terlupakan!(*)

Penulis: Damayanti Sinaga
Editor: Damayanti Sinaga