Tobaria – Setiap etnis di suatu daerah memiliki tradisi yang turun-menurun sejak nenek moyang, namaun tidak banyak tradisi tersebut yang dapat dipertahankan dan terus dilestarikan.
Hal ini berdampak pada unsur-unsur dari kebudayaan yang perlahan menghilang. Maka dari itu perlu untuk menumbuhkan kesadaran untuk turut serta melestarikan budaya yang dimiliki supaya tetap ada hingga anak-cucu kita nanti.
Salah satu tradisi dari Sumatra Utara yang masih coba terus dilestarikan adalah Solu Bolon. Solu Bolon sendiri merupakan kapal besar yang dulu hanya dimiliki oleh orang-orang besar yang berstatus sebagai raja dan memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat di sebuah desa di kawasan Danau Toba. Kapal tradisional dari suku Batak ini dapat menampung puluhan orang dan berfungsi sebagai alat transportasi pada masanya.
Solu merupakan perahu tradisional Batak Toba, solu terbuat dari kayu, dengan papan tambahan di sisi yang diikat dengan paku payung. Ukuran dari solu ini bermacam-macam, yang paling besar adalah 18, dan ada sedikit ukiran di bagian depan dan belakang. Dayung yang digunakan memiliki bilah berbentuk oval dan gagang melintang.
Perahu ini dapat dibedakan dari ornamennya, hiasan buritan disebut giarogia di pudi, yang terdiri dari tiga batang dengan jumbai dari bulu kuda dan sederet batang lebih pendek yang disebut rame rame dengan yang lebih besar berada di tengah berbentuk .
Ornamen yang ada pada haluan berupa ukiran dan lukisan yang melambangkan kepala kerbau, dengan rame rame lainnya dirangkai di depan dengan lingga sentral tunggal. Seperti sisir dengan bulu kuda di sisinya dan rambut manusia di ujungnya, di sisi atas berdiri tiang berukiran tegak yang disebut dengan torgiok.
Pelepasan solu bolon dilakukan secara simbolik oleh salah satu tokoh pemuka adat, yakni dengan mengelilingi Danau Toba sebanyak tujuh kali putaran. Solu Bolon ini merupakan perahu berukuran besar yang dapat menampung sekitaran 20 orang, yang dihiasi dengan motif dan corak yang telah diukir.
Dahulu kala setiap anak yang ingin merantau keluar dari Pulau Samosir untuk merantau, maka akan diantar menyebrangi Danau Toba dengan menggunakan Solu Bolon dan diiringi tabuhan Gondang, hal ini dilakukan sebagai harapan agar si anak dapat berjuang dan diberkati di tanah rantau oleh Debata Mula Jadi Nabolon.
Namun, untuk sekarang hal seperti itu sudah tidak ada lagi. Maka untuk melestarikan tradisi Solu Bolon diadakan Lomba Solu Bolon sebagai sub-event di Festival Danau Toba, yang mana adalah sebuah event pariwisata terbesar di kawasan Danau Toba.
Hal ini bertujuan untuk terus melestarikan tradisi Batak, dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya masyarakat Batak itu sendiri. Selain itu juga untuk menjadi daya Tarik wisatawan, karena lomba Solu Bolon akan menjadi atraksi budaya yang unik di Danau Toba.
Pada 23 Desember 2013 diadakan pembuatan Solu Bolon secara resmi yang merupakan wujud dari keinginan keturunan Raja Simatupang untuk menghormati leluhur, yang mana dinamakan Solu Bolon Simatupang. Uniknya, proses pembuatan Solu Bolon Simatupang ini sarat dengan angka tiga dan tujuh.
Dengan jumlah Solu Bolon sebanyak 7 buah, 333 orang secara bergotong royong mengangkat Solu Bolon dari tempat pembuatan, saat acara peresmian Solu Bolon Simatupang dihiasi dengan 3.333 buah ulos yang ditenun oleh 77 orang keturunan Simatupang.
Berbeda Dengan Di Italy, Venice Gondola Tetap Di Lestarikan
Kita lihat kota Venesia, Italia, terkenal sebagai kota air. Salah satu hal yang membuat Venesia semakin unik dan tersohor karena sungainya yang penuh dengan gondola.
Gondola adalah perahu khas kota Venesia. Gondola mulai dikenal sejak awal abad 11, tepatnya sekitar tahun 1094. Dahulu, gondola dibuat khusus untuk alat transportasi para bangsawan atau orang-orang kaya saja. Namun, gondola akhirnya menjadi transportasi umum orang Venesia.
Pada abad ke 20, fungsi gondola mulai berubah. Gondola tak lagi menjadi alat transportasi orang Venesia saja, tapi sebagai alat transportasi turis. Pada saat itu orang Venesia sudah mulai menggunakan perahu boat, bukan gondola lagi.
Seperti yang di kutip oleh Gobatak.com dari Wikipedia, bahan gondola terbuat dari kayu dan dibuat dengan tangan. Untuk membuat gondola diperlukan ketrampilan khusus. Untuk membuat badan perahu agar melengkung indah perlu api khusus.
Mengenai ongkos naik gondala, lumayan merogoh kantong. Kita harus menyiapkan ongkos kurang lebih 100 Euro untuk berkeliling dengan gondola selama 50 menit. Gondola cukup dimuati sebanyak 6 orang. Nah, karena itu kalau ingin naik gondola lebih baik mengajak teman.
Mungkinkah Solu Bolon menjadi Gondala yang terkenal itu di Danau Toba? Alangkah bagusnya, jika perairan Danau Toba kembali dihiasi dengan kehadiran Solu Bolon.
Solu Bolon merupakan peninggalan bersejarah yang sangat berarti bagi masyarakat Batak, karena melalui sejarahlah kita dapat mengingat darimana kita berasal dan siapa sesungguhnya kita. Sehingga hal ini akan menumbuhkan rasa cinta masyarakat Batak terhadap budaya Batak yang telah ada sejak dahulu kala. (*)