Sinanggar Tullo, tullo a tullo, 

Sinanggar tullo, tullo a tullo, 

TobaRia, – Siapa sih yang tidak mengenal lagu Sinanggra Tullo, salah satu lagi khas Batak yang sangat populer bahkan dengan kepopuleranya kerap dinyanyikan tidak hanya oleh suku Batak melainkan juga diluar suku tersebut. 

Lagu yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara ini menggambarkan keluh kesah seorang perjaka atau laki-laki yang belum menikah yang harus menuruti perintah ibunya dalam mencari seorang pasangan hidup. Seorang ibu yang menginginkan putranya mendapatkan seorang kekasih dari keturunan Marga Tobing dan juga merupakan Pariban. Yang berarti marga dari sang ibu harus sama dengan marga sang calon kekasih dari sang perjaka. 

Lagu Sinanggar Tullo pada bagian reff terdapat sebuah dialog antara pelantun lagu dengan karakter tulang. Tulang dalam bahasa batak berarti saudara laki-laki ibu, atau paman dari pihak yang biasanya menjadi ayah dari calon istri seseorang. 

Dalam (Simatumeang, 2014) lagu ini dapat dikategorikan sebagai musik populer yang berasal dari daerah Batak. Musik populer Batak Toba pada awalnya berkembang dari pengaruh para misionaris zending dan Gereja Protestan di Tanah Batak. 

Dengan gaya bernyanyi himne yang terdiri dari empat suara (Soprano, Alto,  Tenor, Bass), penggunaan ansambel tiup brass band, dan instrumen organ pompa merupakan cerminan pengaruh seni musik Barat dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba. 

Tidak diketahui kapan lagu Sinaggar Tullo pertama kali diciptakan, namun dalam situs Yayasan Serindo diketahui bahwa lagu ini tercantum dalam tabel daftar lagu karangan Tilhang Gultom yang totalnya terdiri dari 206 judul lagu 4 judul dari naskah cerita populernya. 

(Sumber: https://repository.uhn.ac.id)

Tilhang Gultom merupakan musisi Batak yang terkenal dengan Opera Bataknya. Ialah orang yang pertama kali mendirikan Kelompok Serindo (Seni Ragam Indonesia) dan membawa Opera Batak menjadi suatu kesenian masyarakat. Salah satu ciri-ciri dari lagu karya Tilhang Gultom adalah unsur penggabungan musik batak Toba. 

Keren yaa Bestie, ternyata dibalik sejarahnya yang luar biasa, lagu ini memiliki makna yang mendalam. Yuk kita terus lestarikan lagu-lagu daerah. (*)