Tobaria – Dalam ilmu bahasa tingkat kekerabatan antara dua bahasa dapat diukur dengan menentukan tingkat kesamaan berdasarkan kognat. Kognat adalah pasangan kata dari dua bahasa yang memiliki asal-usul yang sama. Agar sebuah pasangan dianggap kognat bunyinya tidak harus sama.
Misalnya bahasa Jerman Schiff (kapal) berbeda bunyi dengan Inggris ship tetapi kedua kata memiliki asal usul yang sama. Schiff dan ship juga sangat mirip karena hanya beda satu bunyi, yaitu /f/ menjadi /p/. Dengan demikian bahasa Karo telu kognat dengan Toba tolu, dan pedah kognat dengan poda.
Menurut peneliti bahasa, budaya dan sastra Batak Dr. Uli Kozok, untuk menghitung tingkat kekerabatan, digunakan daftar kata yang memiliki sejumlah kata. Terdapat dua daftar kata yang populer, yakni daftar Swadesh dengan 200 kosa kata, dan daftar Leipzig-Jakarta dengan 100 kata.
Daftar Leipzig-Jakarta dianggap lebih akurat bagi bahasa-bahasa Nusantara karena menghindari kata yang sering dipinjam dari bahasa yang lain.
Kemudian, pasangan kata yang berberabat (kognat) biasanya memiliki arti yang sama, namun itu tidak selalu demikian. Misalnya bahasa Jerman Zaun (pagar), bahasa Belanda tuin (kebun), dan bahasa Inggris town (kota) memiliki arti yang berbeda. Akan tetapi ketika kata berkerabat dengan arti inti ‘pagar’ karena pagar (atau tembok) digunakan sebagai pembatas kebun maupun kota.
Namun, untuk banyak kata terdapat lebih daripada satu kata. Misalnya dalam bahasa Toba baik pira maupun tinaru digunakan untuk ‘telur’.
Dalam bahasa Karo hanya ada satu kata, tinaruh. Dalam hal ini kita akan memilih kata yang berberabat yakni tinaru dan tinaruh. Demikian juga dengan alogo dan angin. Dalam bahasa Toba kedua kata berarti ‘angin’ dengan sedikit perbedaan: alogo lebih kuat daripada angin.
Ditambahkannya, kalau kita bertanya kepada orang Karo apa artinya ‘manis’ maka jawabannya adalah ntebu dengan akar kata tebu (tebu). Dalam bahasa Toba ‘manis’ adalah tonggi. Namun karena kita mencari kata yang berabat maka kita akan memilih tobu walaupun tobu tidak berarti ‘manis’. Cara di atas lazim digunakan untuk menentukan kata kerabat (kognat).
Tingkat kekerabatan antara Karo dan Toba 80%. Itu hampir sama dengan tingkat kekerabatan bahasa Italia dengan bahasa Spanyol (82%). Kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa Latin dan berpisah menjadi dua bahasa sekitar 1000 tahun yang lalu. Dengan tingkat perubahan bahasa sekitar 2% per seratus tahun maka bahasa Karo dan bahasa Toba pernah menjadi satu bahasa sekitar satu milenium yang lalu.
Uli Kozok juga mencantumkan kata “sekitar”. Ada anggapan yang sangat umum di antara mahasiswa linguistik di Indonesia bahwa saat sebuah pasangan bahasa berpisah dapat dihitung dengan menggunakan leksikostatistik.
Namun menurutnya, ada beberapa faktor yang menentukan. Bayangkan penutur bahasa A tinggal di sebuah lembah. Pada suatu saat ada dua kelompok yang berpisah. Kelompok A1 pindah beberapa puluh kilometer ke hilir dan masih sering berhubungan dengan A.
Sementara A2 pindah ke lembah yang lain yang hanya dapat dicapai melalui perjalanan yang panjang dan berbahaya. Setelah berpindah A2 tidak lagi berhubungen dengan A. Seribu tahun lagi tingkat kesamaan antara A dan A1 sekitar 80% sementara tingkat kesamaan antara A dan A2 barangkali hanya 70%.
Dan masih ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi keakuratan leksikostatistik.
Hasil perbandingan bahasa Karo dan Toba menunjukkan tingkat kesamaan 80% berdasarkan daftar Leipzig-Jakarta. Bila kita menggunakan daftar yang lain seperti daftar Swadesh, hasilnya bisa bervariasi.
Rank English Karo Toba
1. fire api api
2. nose igung igung
3. to go lawes laho
4. water lau aek
5. mouth babah baba
6. tongue dilah dila
7. blood dareh daro
8. bone tulan tulan
9. 2nd-person singular pronoun (you) ko ho
10. root urat urat
11. to come reh ro
12. breast susu susu
13. rain udan udan
14. 1st-person singular pronoun (I/me) aku au
15. name gelar goar
16. louse kutu hutu
17. wing kabang habang
18. flesh/meat jukut juhut
19. arm/hand tan tangan
20. fly kabang habang
21. night berngi borngi
22. ear pinggel pinggol
23. neck kerahung rungkung
24. far ndauh dao
25. to do/make bahan bahen
26. house rumah ruma
27. stone/rock batu batu
28. bitter pagit paet
29. to say erkata marhata
30. tooth ipen ipon
31. hair buk obuk
32. big mbelin bolon
33. one sada sada
34. who? ise ise
35. he/she ia ibana
36. to hit/beat pekpek antuk
37. leg/foot nahe pat
38. horn tanduk tanduk
39. this enda on
40. fish nurung denghe
41. yesterday nderbih nantuari
42. to drink inem inum
43. black biring birong
44. navel pusung pusok
45. to stand cinder jongjong
46. to bite karat mengharat
47. back gurung tanggurung
48. wind angin angin
49. smoke cimber timus
50. what? kai aha
51. child anak anak
52. egg tinaruh tinaru
53. to give mere lehon
54. new baru baru
55. to burn (intr.) tutung tutung
56. not lang dang
57. good mehuli mauli
58. to know beteh boto
59. knee tiwen dugul-dugul
60. sand kersik horsik, rihit
61. to laugh tawa menghel
62. to hear begi mambege
63. soil taneh tano
64. leaf bulung bulung
65. red gara rara
66. liver ate ate-ate
67. to hide buni buni
68. skin/hide kuling huling-kuling
69. to suck isap, sirup, incep sirup, isap
70. to carry baba boan
71. ant perkis porhis
72. heavy berat borat
73. to take buat buat
74. old tua tua
75. to eat man mangan
76. thigh paha hae
77. thick kapal hapal
78. long gedang godang
79. to blow embus ombus
80. wood kayu hau
81. to run kiam marlojong
82. to fall ndabuh dabu
83. eye mata mata
84. ash abu orbuk
85. tail ikur ihur
86. dog biang biang
87. to cry/weep tangis tangis
88. to tie iket ihot
89. to see idah ida
90. sweet tebu tobu
91. rope tali tali
92. shade/shadow cilinuh halilu
93. bird piduk pidong
94. salt sira sira
95. small kitik otik
96. wide belang bolak
97. star bintang bintang
98. in i di
99. hard piher pir
100. crush/grind giling giling