Tobaria – Pernah mendengar buah harimonting? Untuk orang Sumatra Utara khususnya yang tinggal di pedesaan tentu tidak asing dengan buah ini. Karena tanaman ini banyak dijumpai di pedesaan. Tapi mungkin untuk sebagian orang, masih asing dengan tanaman tradisional harimonting ini.
Harimonting memiliki nama latin yaitu Rhodomyrtus tomentosa, sejenis tumbuhan liar yang termasuk kedalam suku Myrtaceae (jambu-jambuan), biasanya dapat hidup di dataran tinggi,seperti di lereng gunung, semak belukar, di tempat-tempat yang tidak terlalu gersang.
Tumbuhan ini biasanya dapat ditemukan hingga pada ketinggian 1650 mdpl. Harimonting dapat tumbuh tinggi mencapai 3 meter. Dan tanaman ini memiliki buah yang dapat dimakan lho.
Buah harimonting rasanya manis, mirip seperti buleberry, dengan biji-biji kecil. Tanaman tradisional harimonting memiliki khasiat sebagai obat herbal untuk mengatasi diare, dengan mengonsumsi buah atau daunnya.
Manfaat lainnya dari harimonting adalah dapat mengobati sakit perut. Caranya adalah dengan mengambil pucuk daun, lalu direbus dan minum air hasil rebusannya. Airnya ini akan membuat perut lebih nyaman dan meredakan sakitnya.
Tanaman ini juga baik untuk kaum ibu yang baru melahirkan, pucuk daun harimonting dapat digunakan untuk obat setelah bersalin. Untuk lebih maksimal dan dapatkan hasil yang lebih baik, maka dapat dicampurkan ke dalam rebusan daun inai, daun hati-hati dan daun jambu. Masyarakat meyakini dapat mengecilkan rahim.
Akar dan daun harimonting juga dapat mengobati keputihan pada wanita. Caranya adalah dengan merebus akar dan daunnya, kemudian air hasil rebusannya diminum.
Buah harimonting selain untuk konsums, juga dapat digunakan untuk pengobatan. Tentunya layak jika buah harimonting dimasukkan dalam daftar tumbuhan obat keluarga.
Selain untuk dikonsumsi dan dijadikan obat, orang Batak di kawasan Toba dan Simalungun menggunakan tanaman harimonting ini sebagai pewarna untuk Ulos.
Harimonting tidak hanya dijumpai di tanah Batak, namun tanaman ini menyebar di daerah Sulawesi, Malaysia, Thailand, Jepang, China dan di Korea. Untuk bahasa Indonesianya, harimonting biasa disebut dengan Kemunting/Karimunting.(*)