Tobaria – Kota Balige adalah ibukota dari Kabupaten Toba. Sejak tahun 1960 Kota Balige sudah terkenal dengan kain tenun pabrikan yang kemudian dijadikan sarung. Terkenal dengan sebutan Mandar Balige yang mandar sendiri artinya adalah sarung.

Mandar Balige cukup nyaman dipakai dan menyerap keringat karena terbuat dari 100 % kain katun dan dijamin warnanya tidak luntur. Coraknya dari puluhan tahun lalu hingga kini tidak pernah berubah, yaitu  hanya motif kotak-kotak.

Sarung Balige atau Mandar Balige banyak diminati oleh masyarakat. Sudah terkenal di pasal lokal maupun nasional, sarung ini biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Baik sebagai kelengkapan busana maupun menghangatkan tubuh. Mandar Balige ini banyak digunakan kaum ibu sebagai kain bedong (pembungkus bayi).

Pantauan Tobaria, hingga saat ini masih terdapat beberapa pabrik industri sarung tenun di Kota Balige. Salah satu pengusahanya adalah Parni Jaya Tekstil milik Henri Siahaan yang beralamat di Haumabange-Kecamatan Balige, Jumat 2 Oktober 2020.

Kepada Tobaria Henri mengatakan, “Usaha ini ditekuni oleh orangtua saya sejak tahun 1960, saat itu tehnik pengerjaan masih manual atau ditenun. Dan diwariskan kepada saya sejak tahun 1976 hingga saat ini.”

Mandar Balige Produksi Parni Jaya Tekstil.

Kemajuan zaman juga berimbas baik kepada usahanya yang kini dikelola Henri. Dia tidak lagi menghasilkan kain tenun dengan cara bertenun namun  telah menggunakan mesin tenaga listrik. Yang mampu menghasilkan kain tenun untuk dijadikan sarung hingga 500 lembar perhari.

Menurut Henri, dahulu kain tenun ini hanya dijadikan sarung. Pemesanan dengan motif dan jumlah tertentu juga dilayani. Dan saat ini ditangan orang-orang kreatif, kain tenun bermotif kotak-kotak ini telah menjadi produk cantik yang diburu banyak kaum hawa.

Mulai dari kreasi topi, masker, sarung bantal, tas sandang, tempat tissue, taplak meja, dan lain sebagainya. Dan saat ini Hendri pun tidak lagi hanya menjual dalam bentuk sarung, juga dalam bentuk kodian.

Untuk harga sarung Balige sendiri dari tahun ke tahun tetap stabil dan mengikuti pasar yang ada. Penjualan sarung Balige inipun tak sesulit dulu, yang harus secara langsung dilakukan antara pembeli dan penjual atau dibagikan ke toko-toko di pasar tradisional di sekitaran Kabupaten Toba.

Tetapi melalui pemanfaatan media sosial/online, online shop dan berbagai jasa pengirimanpun saat ini telah memudahkan pemasaran sarung Balige ini kemana saja. Dan Henri berharap semoga Mandar Balige tetap berkenan di hati para penggunanya, dan melalui mereka akan tersebar produk ini kepada masyarakat luas. (*)