Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki suku terbanyak di Dunia. Dengan total 1.340 suku bangsa di tanah air. Salah satunya adalah Suku Batak, yang berada di posisi 5 besar sebagai suku berpenduduk terbesar di Indonesia.
Suku Batak sendiri berasal dari Sumatera Utara. Berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) menyebutkan ada sebanyak 44,75% etnis di Sumatera Utara adalah Suku Batak. Adapun rinciannya adalah 25,62% Tapanuli/Toba, 11,27% Mandailing, 5,09% Karo, 2,04% Simalungun, dan 0,7% Pakpak.
Uniknya dari Suku Batak ini, setiap rumpunnya memiliki pakaian adat pengantin yang berbeda-beda. Pakain adat inilah yang kemudian menjadi identitas yang membedakan setiap rumpun suku karena ada nilai budaya yang terinternalisasi menjadi makna filosofis dalam setiap detail pakaiannya.
Baru-Baru ini Sobat TobaRia diramaikan dengan pernikahan artis ibukota yakni Jesika Milla dengan Yakub Hasibuan yang menggunakan pernikahan dengan adat Batak. Baju pengantin khas Batak yang melekat di badan mereka semakin memancarkan aura ketika mengenakannya.
Bagi Sobat TobaRia yang penasaran dengan keunikan serta filosofis baju adat pengantin dari kelima rumpun etnis suku Batak, berikut ulasannya:

- Semarak Sukacita dan Harapan Kebahagiaan dalam Uis Gara Baju Adat Pengantin Batak Karo.
Kain Uin Gara dibuat dari printilan kapas yang kemudian ditenun secara manual. Uis dalam bahasa Karo berarti kain sedangkan gara adalah merah. Jadi secara harfiah artinya kain merah. Meski warna yang dominan merah, namun dalam kain tradisional Batak Karo ini juga dikenal filosofi Benang Sitelu Rupa atau jika diartikan secara harfiah adalah benang tiga warna. Adapun tiga warna tersebut adalah merah, putih, dan hitam.
Untuk acara adat pernikahan Batak Karo sangat dominan dengan warna merah karena sebagai ekspresi sebuah perasaan cinta uang semarak dan emosional. Ciri khas pakaian adat pada pengantin pria adalah gatip atau kain penutup kaki yang dipasang di pinggang.
Motif gatip biasanya sama dengan motif yang dipakai pengantin wanita. Keunikan berikutnya adalah pada penutup kepala yang dikenakan pengantin wanita atau biasa disebut bulang-bulang. Menggunakan uis beka buluh dengan motif tefas untuk pengantin laki-laki sebagai representasi kepala keluarga.
Sedangkan pada pengantin wanita, penutup kepala nya menggunakan Uis Jujung-jujungan yang memiliki makna kekeluargaan. Tudung kepala pengantin perempuan juga dihiasi perempuan juga dihiasi sertali layang-layang sebagai simbol ikatan kekeluargaan.

- Balutan Ulos Lambang Kesatuan Hati Pada Baju Adat Pengantin Batak Toba.
Berbeda dengan Batak Karo, Batak Toba sejak zaman dahulu menggunakan ulos yang dipasangkan ke seluruh tubuh. Ulos merupakan kain tenun dengan motif khas Batak Toba. Dalam setiap siklus kehidupan orang Batak Toba selalu ditandai dengan ulos, karena itu setiap motifnya memiliki makna tersendiri.
Ikatan masyarakat Toba dengan ulos sangat lekat, karena ulos adalah lambang kasih sayang yang akan selalu memberikan kehangatan. Sebelum mengel kebaya dan setelah jas, para pengantin Batak Toba menggunakan ulos motif Ragi hotang yang motifnya seperti ikan hotang atau rotan.
motif ini memiliki makna akan meneguhkan ikatan lahir dan batin kedua pengantin seperti rotan yang kokoh. adapun aksesoris yang dikenakan pada pengantin wanita adalah sortali yang digunakan sebagai mahkota. Lalu pada pengantin pria, juga memakai hiasan kepala dari ulos dengan motif bintang maratur sebagai lambang harapan.

- Corak Keanggunan Pada Baju adat Pengantin Batak Simalungun.
Orang Batak Simalungun menyebut kain untuk pakaian adat mereka sebagai hiou. Pakaian adat pengantin Batak Simalungun terlihat lebih anggun karena baju yang dikenakan pengantin wanita panjang hingga dengkul.
Sistem kekerabatan Tolu Sahundulan direpresentasikan dalam pakaian adat Batak simalungun melalui hiou yang dipakai pada tutup kepala, tutup dada dan tutup bagian bawah atau abit. Kedua pengantin menggunakan tutup kepala yang dibuat tinggi dan lancip. Tutup kepala ini disebut suri-suri dengan dominasi warna merah dan kuning emas.

- Ekspresi Kewibawaan Pada Baju Adat Pengantin Batak PakPak.
Baju adat pengantin Batak Pakpak disebut merapi-api dengan dominasi warna hitam yang dilengkapi dengan kain tenun khas Pakpak bernama oles. Tenunan ini biasanya dipakai sebagai selendang dan tutup kepala.
Untuk pengantin pria, pakain adatnya mirip dengan pakaian Melayu dengan leher bulat serta dilengkapi api-api atau manik-manik. Lalu pada bagian bawah pengantin pria mengenakan celana yang dibalut oles sidosos seperti sarung dengan ujung terbuka di depan.
Pada pengantin wanita yang unik adalah kerah kebaya dengan model leher segitiga dan dihiasi dengan api-api. Di bagian bawahnya, pengantin wanita mengenakan oles perdabaitak yang dililit melingkar di pinggang.
Untuk tutup kepala atau saong, pada pengantin wanita menggunakan oles silima takal yang dibentuk lonjong dengan sudut runcing ke belakang serta rumbai dibiarkan terurai di dahi. Sedangkan pada pengantin pria, penutup kepala atau bulang-bulang menggunakan oles perbunga mbacang yang melambangkan kehormatan dan kewibawaan. (Sumber: bridestory)
