Tobaria – Labar merupakan makanan Khas Simalungun berbahan dasar ubi kayu dan daging.
khususnya daging yang mengandung tulang lunak atau garap-garap (bahasa Simalungun). Daging yang biasanya digunakan diambil dari punggung ayam, buyut (daging tupai), leto (burung puyuh), dan lingkaboh (kelelawar buah).
Namun saat ini masyarakat mayoritas menggunakan daging ayam untuk memasak Labar.
Cara memasak labar juga terbilang sederhana. Bahan dasar yang diperlukan yakni daging ayam, singkong, lengkuas, sereh, kemiri, lada, bawang batak dan ubi (diparut/diserut), serta sikkam.
Jika tidak ada ubi, bisa digantikan dengan kelapa parut. Tetapi di masa lalu, masyarakat Simalungun hanya memakai ubi, bukan kelapa.
Cara memasaknya juga tidak sulit, pertama-tama daging ayam yang sudah dibakar kemudian dicincang bersama semua bumbu sampai benar-benar halus.
Kemudian daging dan bumbu yang telah halus itu kemudian dicampur dengan ubi parut, dengan catatan, setelah ubi diparut, musti diperas supaya kandungan airnya berkurang.
Campuran daging, bumbu dan serutan ubi itulah yang dinamakan labar. Labar ini pun sudah siap disajikan untuk disantap dengan nasi putih.
Dianjurkan, ketika mencicipi labar , sebaiknya memakai nasi yang tidak dalam keadaan panas, (didinginkan beberapa sat) agar cita rasa Labar lebih terasa di mulut.
Memang biasanya Labar disajikan dan disantap bersama nasi. Hanya saja, makanan satu ini juga sering dijadikan sebagai makanan pendamping untuk minum tuak oleh masyarakat Kabupaten Simalungun
Kini, Labar terbilang cukup sulit ditemukan, namun di beberapa acara adat Simalungun Labar masih disajikan kepada tamu undangan dan keluarga. (*)